Maret 19, 2011

APA YANG KUMAU

"Apa, apa", terlintas sebuah benak di pikiranku, aku memejamkan mataku sejenak, sesekali aku menghela nafas sesaat, "mungkin ini sudah jadi jalanku, aku harus bagaimana, sebenarnya...", aku terdiam sesaat, ini bukan pertama kalinya aku tidak mengenali diriku sendiri, ku langkahkan kakiku ke cermin, ku tatap wajahku dengan dalam, "ko kayak gembel ya, eh jadi ngelantur", aku tertawa sendiri, "eh..eh.., lagi serius kok jadi ketawa", ucapku sambil berusaha untuk menghentikan tawaku. "Aduh...', aku menjerit, sambil memegang kepalaku, "tuh kan kepalaku sakit lagi...", ucapku dengan murung. Aku pun berjalan sambil mengelilingi ruangan, tidak begitu nampak pemandangan yang berbeda. Aku pun menuruni anak tangga, pada anak tangga pertama, aku pun terduduk sesaat, ku pandangi semut yang sedang bekerja, "Semut itu rajin ya, selalu bekerja sama", ucapku dalam hati, aku pun menganggukkan kepalaku, "aku mengerti sekarang, sebaiknya aku gak boleh terlalu santai seperti ini, tapi...", aku pun terdiam. Aku pun kembali melanjutkan perjalananku. Aku pun segera pergi ke atap. Ku lihat awan yang begitu indah, membentuk aneka bentuk. Kuambil bantal yang tidak jauh dariku, yang memang ku bawa dari kamar sedari tadi, ku taruh bantal itu tepat di kepalaku, kuatur agar nyaman, "itu kok mirip beruang, eh yang itu mirip putri duyung, yang itu mirip mobil", ucapku sambil tersenyum, sambil menunjuk beberapa awan.

Suara burung membangunkanku, "astaga, aku ketiduran", ucapku dengan panik, aku pun segera meraih bantalku dan pergi ke kamar. Ku tutup jendela yang terbuka. Aku pun segera menaruh bantalku dan pergi ke kamar mandi.

Tanpa terasa langit sudah menjadi gelap. Jam menunjukkan pukul 10 malam, malam ini semakin hening saja. Kuarahkan pandanganku ke jendela, sambil memegang segelas susu coklat hangat aku mencoba untuk menghangatkan tubuhku, "Bulan itu indah ya, memberi keindahan pada orang lain, memberi sinar, tapi tidak bisa diraih dan dicapai oleh orang lain, aku ingin seperti itu, menjadi penerang bagi orang lain, tapi tidak bisa diraih dan dijamaah, apalagi oleh laki-laki", ucapku dalam hati.

Sambil terduduk diatas kasur, aku pun berpikir sejenak, "Aku sudah tahu, apa yang ku mau, aku ingin berguna bagi orang lain, menjadi kebahagian orang lain, dan penerang bagi orang lain", ucapku dengan tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar